Raih Berkah di Bulan Ramadhan

 
Begitu cepat perputaran waktu kehidupan kita. Tak terasa kita akan bertemu kembali bulan yang penuh berkah dan bulan penuh dengan kebaikan. Itulah bulan suci Ramadhan. Perputaran waktu ini menyadarkan kita kembali bahwa kehidupan ini akan berlalu dan fana, bahwa kehidupan ini adalah sementara bukan abadi dan bahwa kita harus mengisi ruang-ruang kehidupan ini dengan banyak beramal shalih. Kesadaran ini adalah kunci sukses untuk menggapai kehidupan yang penuh berkah khususnya pada bulan suci Ramadhan ini.
Makna Barakah
Barakah, berkah dan atau berkat (hasil kondangan atau kenduri) secara etimologi berarti “namaa” (tumbuh kembang) , “dawaamul khair” (langgengnya kebaikan) dan “katsratul khair” (banyaknya kebaikan). Artinya hidup yang berkah itu jika nilai kebaikan semakin tumbuh kembang, kebaikan ini terus mewarnai dan langgeng dalam seluruh dimensi kehidupan.
Oleh karenanya Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk memohon keberkahan di setiap awal bulan Rajab. Beliau selalu berdoa: “Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab, Sya’ban dan di bulan Ramadhan (dalam riwayat lain “temukan kami dengan bulan Ramadhan)…” HR Imam Ahmad.
3 Faktor Kunci Menggapai Hidup Yang Berkah
Dalam beberapa ayat al-Quran tersurat bahwa untuk sukses menggapai kehidupan yang berkah, harus ada 3 faktor; Keilmuan, Keimanan dan Amal Shalih. Coba kita perhatikan beberapa ayat di bawah ini:
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS 16:97
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.” QS.24:52
“….niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS 58:11
Optimalisasi Ramadhan
Oleh karenanya momentum Ramadhan ini sangat pas bagi kita untuk mengoptimalkan hari dan malamnya untuk menguatkan tiga faktor di atas, agar benar-benar kehidupan kita lebih berkah dan bermakna. Tentunya, memiliki isti’ab (penguasaan) yang baik tentang apa-apa yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan ini, sangat membantu langkah kita untuk mencapai target dan output yang telah ditentukan. Yaitu hidup yang berkah dan bermakna.
Fiqh Puasa
Puasa atau yang disebut “shiyaam dan shaum” dalam bahasa Arab, secara etimologi berarti al-imsak (menahan diri) dari sesuatu baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan. Pengertian ini bisa kita lihat dalam ayat Allah sebagai berikut;
“maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”. (QS 19:26)
Dan secara terminology Ulama fikih sepakat mendefinisikan puasa dengan “menahan diri dengan niat ta’abbud dari makan, minum, hubungan biologis dan segala perbuatan yang membatalkan sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari”.
Sejarah Diwajibkan Puasa
Puasa tidak hanya diwajibkan kepada Umat Muhammad SAW saja, akan tetapi ibadah puasa merupakan kewajiban yang telah dipergilirkan Allah kepada setiap umat dan Nabinya sebelum datangnya Islam. Rasulullah SAW -sebelum diwajibkan puasa Ramadhan- selalu melakukan puasa tiga hari setiap bulan, hingga Allah SWT mewajibkan kepada Umat Islam berpuasa di bulan Ramadhan.  Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al-Quran dalam surat Al Baqarah; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS 2:183)
Ayat ini diturunkan pada hari Senin di bulan Sya’ban tahun 2 H, setelah dua tahun umat Islam berada di kota Madinah Munawwarah.
Landasan Syar’i
Hukum wajib berpuasa pada bulan Ramadhan didasarkan kepada beberapa sumber hukum Islam, yaitu Al-Quran, As-Sunnah dan Al-Ijma’ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS 2:183)
“Hadits Jibril yang bertanya kepada Rasulullah tentang “al-Islam” (HR Al-Bukhari Muslim) “Islam dibangun di atas lima dasar; bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menjalankan ibadah haji dan puasa Ramadhan.” (Muttafaqun Alaih)
Semua Ulama sepakat bahwa berpuasa pada bulan Ramadhan hukumnya fardlu Ain yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang telah memenuhi sarat wajib dan sahnya berpuasa.
Hikmah Puasa
Ada beberapa hikmah dalam berpuasa yang bisa kita konklusikan sebagai berikut;
Hikmah Ruhiyah (spiritual)
• Penguatan iman dan ketaqwaan
• Melahirkan bentuk ketundukan secara totalitas
• Menahan diri dari mengikuti hawa nafsu
• Medan pelatihan kesabaran, kejujuran dan kedisiplinan Hikmah Ijtima’iyah (social)
• Melahirkan rasa solidaritas yang tinggi sesama muslim
• Sebagai media pemersatu umat, karena semua muslim melakukan ibadah ini secara bersamaan dan serentak
• Mempererat tali ukhuwah islamiyah
• Membiasakan menjalankan aturan-aturan Ilahiyah atau menumbuhkan kedisiplinan dalam merespon hukum-hukum Islam
• Mengeliminir tindakan kriminal dan bentuk-bentuk kemaksiatan
Hikmah shihiat (kesehatan)
• Membersihkan kembali usus-usus
• Memperbaiki alat pencernaan
• Mengurangi berat badan
• Menjaga hukum keseimbangan badan “Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat (HR Abu Dawud, Abu Nu’aim dandihasankan As-Suyuthi)
Keutamaan Puasa
Media peleburan dosa-dosa kecil
“Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at yang lain, Ramadhan ke Ramadhan yang lain mampu melebur dosa-dosa yang ada di antaranya selama dijauhi dosa-dosa besar.” (HR Muslim) “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan hanya mencari ridlo Allah semata, maka dosa-dosanya yang berlalu akan diampuni.” (Muttafaqun alaih)
Benteng api neraka
“Barang siapa yang berpuasa sehari karena Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dengan puasa tersebut dari api neraka selam tujuh puluh tahun.” (Muttafaqun alaih)
“Puasa adalah benteng dari api neraka bagaikan benteng kamu di dalam peperangan.” (HR Ahmad dan yang lain)
Sarana dikabulkan do’a
“Sesungguhnya do’a menjelang berbuka bagi orang yang sedang berpuasa tidak pernah ditolak.” (HR Ibnu Majah dan al-Hakim)
Sarana mendapatkan pintu “Ar-Rayyan”
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut “Ar-Rayyan”, yang mana semua orang yang berpuasa masuk dari pintu tersebut pada hari kiamat. Dan selain mereka tidak diperbolehkan masuk dari pintu tersebut…” (HR Muttafaqun alaih)
Syarat-Syarat Puasa
Tidak semua orang harus melakukan ibadah puasa, kecuali telah memenuhi syarat-syarat berikut ini;
• Islam, puasa tidak sah dilakukan oleh orang-orang kafir
• Baligh, anak-anak yang belum mencapai usia baligh tidak wajib melakukan ibadah puasa, akan tetapi apabila ia berpuasa maka hukumnya sah
• Berakal, orang-orang yang tidak berakal seperti orang gila, sakit ayan dan yang hilang akalnya tidak diwajibkan melakukan ibadah puasa. Rasulullah Saw bersabda: “Qolam (beban hukum itu) dihilangkan dari tiga golongan; orang yang gila sampai ia sembuh, orang yang tidur sampai ia bangun dan anak kecil sampai ia baligh.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)
• Sehat dan mukim (tidak wajib bagi yang sakit dan musafir) (QS 2:184)
Sunah-Sunah Puasa
1. Menyegerakan berbuka “Manusia (yang berpuasa) senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR Muttafaqun Alaih) “Sesungguhnya Rasulullah tidak melakukan shalat maghrib dulu sehingga ia berbuka, meskipun dengan seteguk air.” (HR At-Tirmidzi)
2. Berbuka dengan ruthab (kurma tangkai yang masih muda), kurma dan atau air (HR Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud)
3. Berdo’a menjelang berbuka; “Sesungguhnya do’a orang yang puasa saat berbuka tidak tertolak” (HR Ibnu Majah)
4. Sahur dan mengakhirkan sahur; “Bersahurlah kamu, karena sesungguhnya sahur itu mengandung keberkahan.” (HR Muttafaqun Alaih) “Umatku senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan buka dan mengakhirkan sahur.” (HR Ahmad)
Yang Membatalkan Puasa
1. Masuknya sesuatu ke dalam lambung melalui lubang-lubang yang memiliki saluran khusus dengannya seperti anus, vagina, hidung, telinga dan lain-lain
2. Keluarnya mani (sperma) akibat pandangan, khayalan, ciuman dan sentuhan
3. Sengaja muntah
4. Makan minum (dipaksa maupun tidak, menduga masih malam dan atau masuk Maghrib)
5. Berhubungan suami istri di siang hari

Sumber : al-mannar.com

1 komentar:

Anonim | 1 Agustus 2011 pukul 15.29 mengatakan...

met puasa ya sob

Posting Komentar

 

Copyright © 2010 Blognya Ikhwan All Rights Reserved

Design by Dzignine